Pada dasarnya hujan turun melalui beberapa tahapan, melalui penguapan, pengembunan kemudian pencairan. Mulai endapan di langit hingga kemudian meleleh dari awan lalu jatuh ke bumi. Namun semua itu terjadi tak lain adalah melalui perintah Allah lalu diteruskan oleh malaikat Mikail yang bertugas membagi rezeki dan menurunkan hujan. Dalam hadis nabi dijelaskan:
وأخبرنا الشافعي رضي الله عنه: أخبرنا من لا أتهم قال: أخبرنا عمرو بن أبي عمرو، عن المطلب بن حنطب أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: “مَا مِنْ لَيْلٍ وَلاَ نَهَارٍ إِلاَّ وَالسَّمَاءُ تُمْطِرُ فِيها، يُصَرِّفُهُ اللَّهُ حَيْثُ شَاءَ”
Artinya: Sesungguhnya nabi saw bersabda, “Tiada waktu siang dan malam kecuali hujan turun dari langit sesuai dengan kehendak Allah SWT.
Proses Turunnya Hujan Menurut Beberapa Pendapat
Hasan Al-Bashri ditanya soal turunnya hujan dari awan atau langit? Beliau menjawab dari langit. Menurut Ka’ab, awan adalah saringan hujan. Andai tidak ada awan, maka air turun dari langit justru bisa merusak bumi dan bebatuan. Khalid bin Ma’dan mengemukakan bahwa hujan adalah air yang turun dari bawah arsy kemudian turun dari langit ke langit lalu kemudian berkumpul di langit dunia. Selanjutnya awan bercampur air dan menjadi gelap bagai spon yang lembab berisi air.
Menurut Ikrimah, air hujan turun dari langit ke tujuh, lalu turun ke awan sehingga menggumpal mirip punuk unta. Khalid bin Yazid berpendapat hujan itu dari langit, namun endapannya dari lautan setelahnya menjadi gemuruh, kilat, dan guntur.
Ketika hujan turun dari langit maka kerang-kerang di lautan terbuka dan tampaklah mutiara-mutiara yang indah, pendapat ini dikemukakan oleh Ibnu Abbas. Beliau menambahkan hujan turun dari langit berupa gumpalan, semakin menyebar ke bawah berubah menjadi tetes demi tetes. Air hujan adalah campuran minuman dari surga, jika banyak campurannya maka banyak keberkahannya meskipun air hujannya sedikit. Sebaliknya, jika sedikit campurannya maka sedikit pula keberkahannya meskipun air hujannya banyak.
Abdullah bin Mas’ud mengatakan Allah SWT mengutus angin agar membawa air hujan dari langit ke awan, sehingga airnya dialirkan bagai aliran air susu ibu lalu terjadilah hujan. Keterangan-keterangan di atas dirangkum oleh Imam Asy-Syaukani (w. 1250 H.) dalam kitabnya Fathul Qadir.
Hujan Adalah Waktu Doa Mustajab
Diriwayatkan dari Baihaqi bahwa nabi saw bersabda, “Pintu-pintu langit dibuka dan doa akan diijabahi dalam empat waktu; (1) saat bertemunya gerombolan barisan pasukan perang di jalan Allah SWT, (2) ketika turunnya hujan, (3) waktu iqamat salat, dan (4) saat melihat kakbah.” Maka dari itulah Ketika awan mendung nabi saw meninggalkan pekerjaannya lalu menghadap kiblat seraya berdoa:
“اللَّهُمَّ إنِّي أعُوذُ بِك مِن شَرِّ ما فِيهِ”
“Allahumma inni a’udzubika min syarri maa fihi”; (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari keburukan di dalamnya)
Dan waktu turun hujan hendaknya berdoa:
اللَّهُمَّ سُقْيًا نافِعًا
“Allahumma suqyan naafian”; (Ya Allah semoga Engkau menurunkan hujan yang bermanfaat)
Ketika menghendaki hujan berhenti maka berdoa:
اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا
“Allahumma hawalaina wa laa ‘alainaa”; (Ya Allah hujanilah sekitar kami, jangan kepada kami).”
Hujan turun dari pelosok lautan dan daratan di waktu-waktu yang telah ditentukan, terkadang sesuai musim dan terkadang secara mendadak sesuai kehendak Allah SWT. Kata Ibnu Abbas, jumlah tetesan hujan di langit telah dihapal oleh malaikat pertahunnya dan tidak pernah berubah, hanya saja bilangannya menjadi lebih banyak ketika sudah jatuh di bumi. Setiap tahunnya, hujan tidak lebih sedikit dari tahun lalu, Allah SWT membagi hujan kepada hamba-Nya sesuai perhitungan-Nya.
Hujan Siang dan Hujan Malam
Sering kita temui bahwa hujan terjadi saat sore hari dan bukan di siang hari disebabkan awan belum sampai pada titik jenuh di siang hari, karena dari pagi hingga siang uap air ditampung hingga penuh kemudian tumpah airnya ketika hari telah senja. Kita pasti pernah bertanya-tanya mengapa hujan turun di malam hari padahal matahari sudah tenggelam, atau mengapa di terik siang hari bisa terjadi hujan deras, dan sebagainya.
Pada dasarnya, hujan yang turun di malam hari adalah hasil dari penguapan selama di siang hari. Jadi turunnya air hujan memang tidak bisa diprediksi, selama tampungan uap di awan hitam sudah jenuh ditambah suhu udara dan intensitas angin, maka hujan bisa terjadi di jam berapapun di malam hari.
Hujan saat terik matahari atau istilah kita “Hujan panas” bisa terjadi penyebabnya adalah gumpalan awan yang tidak penuh dan bercelah, sehingga sinar matahari masih bisa menembus celah tersebut dan menyinari bumi. Selain itu, lokasi matahari juga menjadi faktor terjadinya hal ini. Jadi hujan panas ini sering terjadi ketika pagi atau sore hari saja, jarang terjadi di tengah siang karena cahaya tidak tertutupi awan atau tertutup awan namun awan sangat padat. Biasanya setelah hujan panas reda akan muncul pelangi di langit, sawah, pegunungan.
Hikmah dan Fadilah Turunnya Hujan
Salah satu rahmat Allah adalah hujan, semua yang kering menjadi basah dan segar kembali, yang mati menjadi hidup, dan yang layu kembali mekar. Air hujan penuh berkah dan suci, dapat dipakai untuk bersuci dan berobat. Fadilah hujan di antaranya adalah agar kita tahu dan senantiasa menyadari keagungan Allah, keajaiban alam, terbukanya hati yang tertutup, hilangnya kesusahan dan terbitlah kebahagiaan. Dianjurkan memperbanyak zikir, berdoa dan berhusnuzan kepada Allah.
Walaupun demikian, ada hujan badai yang disertai guntur dan petir. Maka itulah, kita tetap diperintah berprasangka baik dan tidak bersuuzan. Sebelum dan sesudah hujan, sebaiknya membersihkan sampah dan kotoran di lubang-lubang sekitar rumah yang dapat menimbulkan sumbatan air. Jangan lupa mematikan listrik dan alat-alat elektronik agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Semoga setiap hujan yang turun adalah pertanda kebaikan untuk kita semua. Amin. Wallahu a’lam.
dri dulu sampe sekarang katanya kalo ada hujan tapi ada panas itu tandanya lagi ada dua saudara lagi tengkar😅🙏