Sungkemkiai.com, Sumenep – Kholilurrahman, S.H., M.H., dosen ASN Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya dan alumni Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Kapedi, memberikan inspirasi saat pulang kampung dengan berbagi ilmu di Forum Group Discussion (FGD) di Universitas Al-Amien Prenduan. Acara yang dihadiri oleh 80 mahasiswa ini menjadi ajang berbagi wawasan dan refleksi pentingnya peran pesantren dalam membentuk generasi intelektual.
Dalam forum tersebut, Kholilurrahman hadir sebagai pembanding atas penelitian dosen yang dipresentasikan oleh KH. Dr. Fattah Syamsuddin, Lc. yang juga Alumni MTs Raudlatul Ulum angkatan pertama, Dalam Judul FGD”Keputusan Mengambang (Floating Exsecution) Mahkamah Konstitusi dan Implikasinya terhadap Kepastian Hukum (Studi atas Judical Review UU Perkawinan)
Saat memperkenalkan diri, ia mengenang perjalanan hidupnya sebagai santri, termasuk masa-masa mengikuti Kursus Mahir Pembina Pramuka Tingkat Dasar di Al-Amien.
“Saya juga santri Al-Amien, tapi saya lahir dan besar di Raudlatul Ulum Kapedi,” ujarnya dengan penuh bangga.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan rasa hormat kepada para guru yang membentuk dirinya hingga mencapai posisinya saat ini. “Bagi saya, tanpa guru dan Raudlatul Ulum, apalah jadinya. Oleh karenanya, siang ini saya di Al-Amien, dan nanti pasti saya sempatkan sowan ke Raudlatul Ulum,” tambahnya.
Sebagai akademisi sekaligus praktisi hukum, Kholilurrahman memberikan materi yang menginspirasi mahasiswa untuk mengintegrasikan nilai-nilai pesantren dalam dunia akademik dan profesional. Diskusi berlangsung interaktif, membuktikan antusiasme peserta dalam menggali ilmu dan pengalaman dari sosok yang telah meraih kesuksesan tanpa melupakan akar tradisi pesantren.
Kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan antara alumni dengan pesantren dan kampung halaman, tetapi juga menunjukkan kontribusi nyata pesantren seperti Raudlatul Ulum Kapedi dalam mencetak generasi intelektual yang membawa manfaat bagi umat dan bangsa. FGD ini sekaligus menjadi bukti bahwa nilai-nilai pesantren dapat menjadi fondasi kokoh untuk berkiprah di berbagai bidang.
“Kholilurrahman bukan hanya seorang akademisi, tetapi juga teladan bagi para santri dan mahasiswa,” ujar salah satu peserta FGD, menutup kegiatan yang penuh inspirasi ini.