Sungkemkiai.com – Menurut Roby Irzal Maulana, seorang pengamat politik dan dosen di Universitas Pamulang (UNPAM) serta Universitas Terbuka, konflik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Palestina, tidak akan pernah mencapai penyelesaian damai yang berkelanjutan. Ia menilai bahwa salah satu penyebab utama kebuntuan dalam konflik ini adalah ketidakmampuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam mengambil tindakan tegas terhadap Israel.
Roby menekankan bahwa PBB selama ini terlalu lembek dan tidak menunjukkan ketegasan dalam menangani pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Israel. Hal ini, menurutnya, tidak terlepas dari pengaruh besar Amerika Serikat dan negara-negara Barat yang selalu mendukung Israel baik secara diplomatik maupun militer.
“PBB kerap kali gagal dalam menegakkan keadilan di kawasan tersebut karena dominasi kepentingan politik negara-negara besar, terutama Amerika Serikat, yang secara terang-terangan membela Israel. Selama aktor-aktor besar ini terus berperan seperti sekarang, sangat sulit bagi PBB untuk bertindak independen dan adil,” ujar Roby.
Ia juga menambahkan bahwa peran Amerika Serikat sebagai sekutu utama Israel menjadi penghalang bagi setiap upaya resolusi konflik yang berpihak pada keadilan. Roby percaya bahwa selama ada ketergantungan negara-negara Barat terhadap Israel di Timur Tengah, baik karena faktor politik maupun ekonomi, konflik ini akan terus berlarut-larut tanpa akhir.
“Konflik ini bukan hanya soal perbedaan agama atau ideologi, tapi juga permainan kekuasaan global. Kepentingan-kepentingan negara besar di kawasan ini yang membuat situasi semakin rumit,” tutupnya.
Roby Irzal Maulana mendesak agar PBB berani mengambil langkah independen dan tidak terpengaruh oleh tekanan negara-negara besar demi menciptakan perdamaian yang sejati di Timur Tengah.
Discussion about this post