Sungkem Kiai
No Result
View All Result
  • Kolom
  • Telaah
  • Khazanah
  • Mozaik
  • Syariah
  • Tasawuf
  • Uswah
  • Tokoh
  • Doa
  • Khutbah
  • Kolom
  • Telaah
  • Khazanah
  • Mozaik
  • Syariah
  • Tasawuf
  • Uswah
  • Tokoh
  • Doa
  • Khutbah
No Result
View All Result
Sungkem Kiai
No Result
View All Result
  • Kolom
  • Telaah
  • Khazanah
  • Mozaik
  • Syariah
  • Tasawuf
  • Uswah
  • Tokoh
  • Doa
  • Khutbah
Home Kolom

Kapan Waktu yang Tepat untuk Membiasakan Anak dalam Beribadah?

Cahya Kusumajati by Cahya Kusumajati
26 Juni 2024
A A
Kapan Waktu yang Tepat untuk Membiasakan Anak dalam Beribadah?

Ilustrasi: Kapan Waktu yang Tepat untuk Membiasakan Anak dalam Beribadah? (Getty Images/iStockphoto/Rawpixel)

Diketahui bahwasannya ibadah merupakan segala bentuk aktivitas spiritual yang dilakukan sebagai ungkapan penghormatan dan ketaatan kepada Tuhan. Istilah ibadah di sini disamakan artinya dengan shalat, yang merupakan salah satu ibadah dalam agama Islam. Tujuan utama ibadah dalam Islam adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai kebahagiaan spiritual.

Adapun waktu yang tepat untuk membiasakan anak untuk shalat adalah sejak usia dini. Karena pembiasaan tersebut memiliki beberapa manfaat untuk anak-anak, yakni pertama, ibadah membantu membentuk karakter yang baik dan menjadikan anak lebih disiplin serta bertanggung jawab. Kedua, ibadah membantu anak mengatasi stres dan cemas dengan memberikan ketenangan jiwa. Ketiga, memperkuat koneksi spiritual anak dengan Allah, sehingga mereka merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dan memiliki pandangan hidup yang lebih positif.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa pembiasaan shalat dapat dimulai sejak anak dalam usia dini (kurang lebih sekitar usia 0-8 tahun). Adapun pada beberapa momen yang mungkin dikatakan tepat untuk memulainya, yakni antara lain:

  1. Saat anak berusia 12-14 bulan, di mana anak-anak dapat mulai mengucapkan beberapa kata dan mengerti artinya, meskipun masih dalam tingkat awal. Pada usia tersebut dapat dipergunakan untuk mengenalkan kepada anak mengenai beberapa do’a dan surat yang mungkin dibaca saat shalat, memulainya dari beberapa yang pendek dahulu.
  2. Saat anak berusia 18-24 bulan, di mana anak-anak mampu untuk mengatur keseimbangan tubuhnya dengan baik. Pada usia tersebut memungkinkan anak untuk diperkenalkan shalat secara praktik beserta gerakannya.
  3. Saat anak berusia 2 tahun ke atas, memungkinkan untuk diperkenalkannya secara detail dan konsisten.

Berdasarkan usia dan perkembangan anak, pembiasaan shalat mungkin dapat tertanamkan pada diri anak dengan baik. Selain itu mungkin faktor tempat pembiasaan juga ikut mempengaruhi. Membiasakan anak untuk melakukan shalat memerlukan pendekatan yang terencana dan konsisten.

Berikut adalah beberapa tempat dan cara di mana kita dapat membiasakan anak untuk shalat, yakni pertama, dapat dilakukan di rumah. Menciptakan lingkungan di rumah yang mendukung praktik shalat, seperti menyediakan tempat shalat yang nyaman dan tenang. Didukung dengan adanya contoh dan nasihat orang tua, karena orang tua memiliki peran utama dalam membimbing anak dalam menjalankan shalat. Dengan memberikan contoh yang baik dan nasihat tentang pentingnya shalat dapat membantu membentuk kebiasaan yang baik pada anak.

Kedua, dapat dilakukan di sekolah atau taman pendidikan. Sekolah sering kali memberikan pendidikan agama yang mencakup pembiasaan shalat, selain itu taman pendidikan Islam juga dapat menjadi tempat di mana anak diajarkan dan didorong untuk melaksanakan shalat.

Kedua faktor tempat pembiasaan tersebut sudah tertulis pada paragraf sebelumnya, sehingga paragraf ini akan memperjelas bagaimana pembiasaan shalat terlaksana di sekolah. Pembiasaan shalat berjamaah di sekolah dilakukan dengan berbagai metode dengan tujuan untuk meningkatkan disiplin dan spiritualitas anak.

Adapun beberapa metode yang secara umum dapat diterapkan, yakni pertama, jadwal rutin. Sekolah menetapkan jadwal shalat harian yang diikuti secara berjamaah, seperti shalat dhuha, dzuhur, dan ashar (bagi sekolah fullday) yang menyesuaikan waktu setempat. Kedua, kegiatan pendukung. Selain shalat, kegiatan dzikir diikutsertakan untuk meningkatkan pemahaman keagamaan dan moralitas siswa. Ditambah dengan menghafal surat-surat pendek dan do’a, demi menunjang pembiasaan shalat, yang biasa dilakukan saat kegiatan pagi. Ketiga, pengawasan dan bimbingan. Guru mengawasi pelaksanaan shalat untuk memastikan partisipasi siswa dan memberikan bimbingan yang diperlukan (seperti membetulkan bacaan atau gerakan shalat yang salah). Keempat, pengembangan karakter. Pembiasaan ini juga bertujuan untuk membentuk karakter disiplin, tanggung jawab (salah satu contohnya bagi anak perempuan untuk bertanggungjawab melipat mukena yang dipakai untuk shalat), dan kesadaran spiritual siswa.

Beberapa faktor telah disebutkan, mulai dari faktor usia anak, tempat serta metode pembiasaannya. Faktor tersebut dapat mempengaruhi perkembangan anak dalam hal spiritualnya. Dengan begitu pembiasaan dapat dimulai dari dalam rumah. Karena madrasatul ula itu dari keluarga terutama ibu, sehingga ibu menjadi peran utama dalam mengenalkan shalat kepada anak-anaknya. Setelah anak dibiasakan di rumah, orang tua dapat mendukungnya dengan memasukkan anak ke sekolah yang menyediakan program tersebut. Sehingga apa yang telah tertanam dalam diri anak dapat diteruskan, dibiasakan dan dikembangkan.

Tags: Anak BeribadahSeputar KeluargaShalat
Cahya Kusumajati

Cahya Kusumajati

Magister Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia

ARTIKEL TERKAIT

Live Gift dan Cyber Begging: Hukum Mengemis Daring dalam Islam
Syariah

Live Gift dan Cyber Begging: Hukum Mengemis Daring dalam Islam

29 Oktober 2025
Trust Issue
Kolom

Trust Issue sebagai Cermin Budaya Tabayyun: Pandangan Islam tentang Verifikasi dan Kehati-hatian (2)

1 Oktober 2025
Trust Issue
Kolom

Trust Issue sebagai Cermin Budaya Tabayyun: Pandangan Islam tentang Verifikasi dan Kehati-hatian (1)

25 September 2025
Maulid Nabi Muhammad
Kolom

Nabi yang Mengubah Dunia dalam Waktu Singkat

6 September 2025
Memahami Waria yang Dirahmati Allah dalam Karya al-Ghazali
Kolom

Memahami Waria yang Dirahmati Allah dalam Karya al-Ghazali

26 Agustus 2025
Santri membentangkan bendera Merah Putih
Kolom

Hari Kemerdekaan ke-80: Momentum Santri Menyuarakan Amanah Rakyat

17 Agustus 2025

Discussion about this post

KOLOM

Trust Issue

Trust Issue sebagai Cermin Budaya Tabayyun: Pandangan Islam tentang Verifikasi dan Kehati-hatian (2)

1 Oktober 2025
Trust Issue

Trust Issue sebagai Cermin Budaya Tabayyun: Pandangan Islam tentang Verifikasi dan Kehati-hatian (1)

25 September 2025
Maulid Nabi Muhammad

Nabi yang Mengubah Dunia dalam Waktu Singkat

6 September 2025
Memahami Waria yang Dirahmati Allah dalam Karya al-Ghazali

Memahami Waria yang Dirahmati Allah dalam Karya al-Ghazali

26 Agustus 2025
  • Tentang
  • Kirim Tulisan
  • Kontributor
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2025 sungkemkiai.com - All rights reserved.

No Result
View All Result

Copyright © 2025 sungkemkiai.com - All rights reserved.