Tadi Subuh saya mendengar pidato Menteri Pendidikan, Prof Mukti Ali, di acara Transformasi Pesantren yang digagas oleh PKB. Pesantren NU sudah sejak lama identik dengan sebutan Tradisional. Tapi menurut beliau ada tipologi ‘Traditional Muslim in The Modern World‘, atau Muslim Tradisional di dunia modern. Kira-kira wujudnya seperti lulusan pesantren, sarungan, bahan yang dikaji adalah kitab-kitab pesantren, tetapi dikemas melalui teknologi dan audien juga orang-orang yang ‘melek’ teknologi. Alhamdulillah sudah banyak Gus dan Asatidz masuk ke ruang ini. saya ada di jenis makhluk ini juga.
Para jemaah umumnya melihat masjid-masjid di kampung dan kota sudah terbiasa di malam 1 Muharam melakukan doa bersama. Di era informasi tak terbatas ini mereka menjumpai materi pengajian yang beda, justru membid’ahkan amalan tersebut. Alhamdulillah kita sampaikan dalil penyeimbang, sebagaimana riwayat berikut:
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ هَاشِمٍ قَالَ كَانَ أَصْحَابُ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَتَعَلَّمُوْنَ هَذَا الدُّعَاءَ إِذَا دَخَلَتِ السَّنَةُ أَوِ الشَّهْرُ اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيْمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ وَرِضْوَانٍ مِنَ الرَّحْمَنِ وَجَوَازٍ مِنَ الشَّيْطَانِ. رواه الطبراني في الأوسط وإسناده حسن
Para sahabat Nabi mempelajari doa ini jika masuk awal tahun atau bulan: “Ya Allah, pertemukan bulan ini pada kami dengan aman, Iman, selamat, Islam, ridha Allah dan terhindar dari syetan” (HR al-Thabrani, sanad-nya hasan)
Di antara doa yang sudah populer adalah doa yang tercantum berikut:
“Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan”.
Discussion about this post