Di Negeri Jiran isu kitab-kitab pesantren yang memuat hadis-hadis palsu sudah tersiar ke berita resmi, koran (newspaper). Sementara di Indonesia hanya menjadi isu di perbincangan saat ngopi dan ngudud.
Tuduhan ini ada yang benar, tetapi tidak bisa digeneralisir. Kalau di kitab Durratun Nashihin saya ikut hasil kajian Pondok Sarang yang telah ditashih oleh KH Najih, putra KH Maimun Zubair dan murid Muhaddits Haramain, Sayid Muhammad Al-Maliki. Juga telah ditelaah secara akademis dalam Disertasi Dr KH Lutfi Fathullah.
Demikian pula kitab yang sudah tersebar dengan nama Washiyatul Musthofa, dijelaskan oleh Ulama ahli hadis, Syekh Ajluni (1676-1749 M) yang mengutip dari para Huffadz di bidang hadis:
ﻭﻣﻦ اﻟﻘﺴﻢ اﻟﺬﻱ ﻻ ﺃﺻﻞ ﻟﻪ؛ ﻭﺻﺎﻳﺎ ﻋﻠﻲ -ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ- ﻓﻜﻠﻬﺎ ﻣﻮﺿﻮﻋﺔ ﺇﻻ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻪ -ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ-: “ﻳﺎ ﻋﻠﻲ ﺃﻧﺖ ﻣﻨﻲ ﺑﻤﻨﺰﻟﺔ ﻫﺎﺭﻭﻥ ﻣﻦ ﻣﻮﺳﻰ؛ ﻏﻴﺮ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻧﺒﻲ ﺑﻌﺪﻱ”. ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻟﻪ اﻟﺴﻴﻮﻃﻲ…. ﻭﺿﻌﻬﺎ ﺣﻤﺎﺩ ﺑﻦ ﻋﻤﺮﻭ اﻟﻨﺼﻴﺒﻲ، ﻭﻫﻮ ﻋﻨﺪ ﺃﺋﻤﺔ اﻟﺤﺪﻳﺚ ﻣﺘﺮﻭﻙ ﻛﺬاﺏ
Di antara hadis yang tidak ada dasarnya adalah wasiat-wasiat Ali. Semua hadisnya palsu, kecuali hadis “Wahai Ali, kedudukanmu di sisiku seperti Harun di sisi Musa. Hanya saja tidak ada Nabi lagi setelahku”, sebagaimana disampaikan oleh As-Suyuthi. Pemalsu kitab ini adalah Hammad bin Amr dari golongan Nashibi. Ia adalah perawi yang ditinggalkan dan pendusta menurut ulama ahli hadis (Kasyf Al-Khafa’, 406)
Bagaimana dengan Kitab Ihya’? Mereka selalu menuduh kitab Ihya’ banyak mengandung hadis palsu biasanya yang dipakai adalah penilaian Imam Subki, yang jumlahnya 900 lebih tanpa sanad. Itu dulu. Setelah ditakhrij oleh Al-Hafidz Al-Iraqi jumlahnya tidak sebanyak tuduhan Imam Subki. Memang masih menyisakan ratusan yang beliau sebut tidak ada asalnya. Tapi lihatlah kitab Ithaf karya Syekh Murtadha Az-Zabidi, hampir semua hadisnya beliau takhrij dengan sanadnya atau hadis yang semakna, karena Imam Al-Ghazali mencantumkan secara indirect. Dari 30 hadis palsu menurut Ibnu Jauzi, setelah dilakukan kajian ulang dengan penilaian ahli hadis lainnya, tersisa 6 atau 7 hadis yang dituduh palsu.
Kalau ada beberapa hadis yang dituduh palsu lalu dibuat isu Pesantren memiliki banyak kitab yang memuat hadis-hadis palsu, mestinya kitab-kitab induk hadis yang diajarkan di masjid dan kampus juga bisa dituduh mengajarkan hadis palsu, sebab Sunan Tirmidzi memiliki 7 hadis palsu menurut Syekh Albani. Bahkan Sunan Ibni Majah memiliki sekitar 43 Hadis palsu sesuai takhrij Syekh Albani.
Discussion about this post