Sungkemkiai.com – Gus Baha adalah salah satu ulama yang dikenal sebagai ahli tafsir dan pakar Al-Quran. Beliau memiliki nama lengkap KH. Ahmad Bahauddin Nursalim. Beliau menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat sebagai sosok Kiai kampung.
Namanya mulai viral ketika video ceramahnya tersebar secara luas di media sosial, yang mengundang banyak perhatian. Video ceramah tersebut sering kali mengundang tawa karena kekocakan gaya penyampaian beliau.
Selain itu, Gus Baha juga terkenal sebagai seorang ulama yang sangat berpengetahuan dalam bidang tafsir Al-Qur’an yang sangat mendalam. Beliau menjadi idola bagi banyak orang karena penampilannya yang sederhana dalam setiap kesempatan. Berikut ini kami bagikan biografi Gus Baha.
Silsilah Keluarga Gus Baha
KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih akrab disapa Gus Baha adalah seorang ulama yang berasal dari Narukan, Krangan, Rembang, Jawa Tengah. Lahir pada 15 Maret 1970 di Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Beliau dikenal sebagai salah satu ulama ahli tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang Al Quran.
Gus Baha merupakan putera dari pasangan ulama ahli Quran, KH Nursalim Al-Hafizh dan Hj Yuchanidz Nursalim. Dari silsilah keluarga sang ayah, Gus Baha merupakan generasi keempat dari keluarganya yang merupakan ulama-ulama ahli Quran.
Sementara itu, dari garis keturunan sang Ibu, Gus Baha merupakan bagian dari keluarga besar ulama Lasem, Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu.
Riwayat Pendidikan Gus Baha
Dengan tekun dan gigih, Gus Baha kecil berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an beserta berbagai gaya bacaannya dengan izin ketat dari ayahnya, KH. Nursalim (seorang ulama yang ahli dalam ilmu Al-Qur’an dan penuh pengetahuan). Ayahnya adalah murid dari KH. Arwani Kudus, seorang ulama yang sangat ketat dalam bidang keilmuan Al-Qur’an. Oleh karena itu, sudah dapat dipahami bahwa KH. Nursalim juga memiliki pendekatan yang tegas dalam mendidik putranya (Gus Baha) dalam hal keilmuan Al-Qur’an.
Ketika Gus Baha memasuki usia remaja, ayahnya menitipkannya kepada Al-Alim Al-Allamah Syakhinaa KH. Maimoen Zubair di Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang, yang berjarak sekitar 10 KM dari tempat tinggal mereka di Narukan. KH. Maimoen Zubair sendiri merupakan seorang ulama yang sangat berpengetahuan luas dalam berbagai bidang ilmu, termasuk tafsir, fiqih, hadits, dan lain-lain.
Dengan berbekal keilmuan yang telah diajarkan ayahnya sendiri terutama hafalan Qur’an dan dengan dipenuhi ketekunan yang sangat mendalam dalam mengkaji keilmuan dari guru tercintanya, akhirnya Gus Baha di Pondok tersebut sangat dikenal alim dalam bidang Fiqih, Tafsir, dan Hadits.
Hal ini dibuktikan dengan beberapa amanat prestisius keilmiahan yang telah diembankan kepada beliau, seperti menjadi Rois Fathul Mu’in, ketua Ma’arif di jajaran kepengurusan Pon Pes Al-Anwar, dan sebagainya.
Saat menimba ilmu di Pon Pes Al-Anwar ini pula Gus Baha mengkhatamkan hafalan hadits Shohih Muslim lengkap dengan sanad, matan, dan rowinya. Selain Shohih Muslim, beliau juga mengkhatamkan hafalan kitab Fathul Qarib, Fathul Mu’in, dan juga kitab-kitab Gramatika Arab, seperti ‘Imrithi dan Alfiyah Ibnu Malik.
Bahkan setiap ada musyawarah dan beliau ingin mengikutinya, beliau Gus Baha selalu ditolak oleh kawan-kawannya. Hal ini disebabkan beliau Gus Baha diangggap tidak berada pada level santri pada umumnya karena kedalaman ilmu, keluasan ilmu, serta banyaknya kitab yang beliau hafalkan.
Selain menonjol dalam berbagai bidang keilmuan, beliau juga sosok santri yang dekat dengan Kyainya/ Gurunya yakni KH. Maimoen Zubair. Dalam berbagai kesempatan, beliau sering diminta gurunya untuk mendampinginnya dalam berbagai keperluan. Mulai dari sekedar berbincang-bincang santai, menerima tamu-tamu ulama-ulama’ besar yang berkunjung ke Pon Pes Al-Anwar, hingga urusan mencari ta’bir. Sehingga beliau dijuluki sebagai santri kesayangan Al-Aalim Al-Alaamah Syaikhinaa KH. Maimoen Zubair.
Pernah terjadi, pada suatu ketika beliau dipanggil untuk mencarikan ta’bir tentang suatu persoalan oleh gurunya. Karena sangat cepatnya ta’bir itu ditemukan dengan tanpa membuka referensi kitab terlebih dahulu hingga sampai membuat guru berkata, “Iyo Ha’ (Gus Baha), Koe pancen cerdas tenan” (Iya Ha’, kamu memang benar-benar sangat cerdas).
Selain itu, Gus Baha juga kerap dijadikan contoh teladan oleh Syaikhinaa Maimoen Zubair saat memberikan mawa’izh diberbagai kesempatan tentang profil santri ideal. “Santri tenan iku yo koyo baha’ iku” (Santri yang sebenarnya itu ya seperti Baha’) begitu kurang lebih perkataan Syaikhinaa yang riwayatnya sampai ke penulis.
Dalam riwayat pendidikan beliau, sejak kecil hingga beliau mengasuh pesantren ayahnya, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim hanya mengenyam pendidikan di 2 pesantren, yakni pertama di pesantren Al-Qur’an (LP3IA) punya ayahnya sendiri di desa Narukan dan kedua di pesantren Al-Anwae Karangmangu, Sarang, Rembang.
Kontribusi Gus Baha
Gus Baha telah memberikan banyak kontribusi dan karya yang berharga bagi umat Islam, terutama di Indonesia. Beberapa jasa dan karya beliau antara lain:
- Menjadi salah satu ulama ahli tafsir dan pakar Al-Quran yang memiliki pengetahuan mendalam seputar ayat-ayat suci.
- Menjadi salah satu ulama yang aktif dalam gerakan Jantiko-Mantab-Dzikrul Ghafilin yang menyelenggarakan kajian Al-Quran secara keliling.
- Menjadi salah satu ulama yang mendukung gerakan santri goes to Papua yang bertujuan untuk menyebarkan Islam di tanah Papua.
- Menulis beberapa buku tentang tafsir Al-Quran seperti Tafsir Surat al-Fatihah: Rahasia-rahasia Pembukaan Kitab Suci Allah SWT., Tafsir Surat al-Baqarah: Rahasia-rahasia Sapi Betina dalam Kitab Suci Allah SWT., Tafsir Surat al-Kahfi: Rahasia-rahasia Penghuni Gua dalam Kitab Suci Allah SWT., dan lain-lain.
Demikian ulasan mengenai biografi Gus Baha, sosok yang alim luar biasa, ahli tafsir dan pakar Qur’an