Sudah menjadi rahasia umum perempuan cenderung mengedepankan perasaan, sedangkan laki-laki cenderung menggunakan logika dalam berfikir dan memecahkan masalah. Secara sains pun mengatakan bahwa otak laki-laki dan perempuan memiliki struktur yang berbeda. Perbedaan itulah yang menentukan cara berfikir, cara sikap menghargai dan cara berkomunikasi yang berbeda.
Sisi lain dalam Islam pun kodrat perempuan jika dikaitkan dengan emosi itu dapat dikatakan sebagai kelebihan sekaligus berpotensi menjadi kekurangan. Terkadang pelaku tokoh perempuannya sendiri pun masih sulit memahami dirinya sendiri apalagi mengendalikan dan mengelola emosinya dengan baik.
Oleh karena itu, hadirnya ilmu sangat penting untuk perempuan yang menjadi salah satu dalam bagian kestabilan emosi yang baik dan positif. Sebab perempuan itu apabila bukan karna ilmu dan agamanya yang menjadi pegangannya, maka dia akan gila sebab perasaannya.
Implementasi nyata dalam Islam di kehidupan perempuan itu diharapkan unggul dalam beberapa hal, diantaranya:
Memiliki Kecerdasan Emosional
Sebagaimana mengelola emosi perasaan kita, emosi ini memang valid atau benar adanya tapi tidak selamanya dituruti, kita juga harus memakai logika yang memiliki nalar kritis untuk menyelamatkan masa depan dan kehidupan kita. Jangan terhanyut dengan perasaan sehingga tidak konsentrasi dalam belajar. Ambil jeda sebelum mengambil tindakan atas emosi kita, emosi yang bisa merugikan atau memang emosi yang perlu disalurkan.
Memiliki Ilmu Batasan-batasan tentang Perempuan
Sebagaimana perempuan bisa membawa diri, mengaktualisasi dirinya di masyarakat, bagaimana perempuan-perempuan bisa bergaul dengan masyarakat di lingkungannya sehingga bisa memfilter. Setiap manusia khususnya perempuan merupakan produk lingkungan dimana orang terdekat kita yang mendefinisikan siapa kita. Maka pilihlah lingkungan yang baik.
Jadi hal-hal yang kita rasakan tidak langsung kita respon atau bertindak langsung atas emosi yang kita rasakan tapi ambil jeda dulu kita rilis dan perlu untuk berfikir ulang.
Agama
Agama yang dimaksud di sini adalah tawakal, rasa berpasrah diri. Sebab banyak hal yang tidak bisa dikendalikan dibanding dengan hal yang bisa kita kendalikan. Hal yang bisa kita kendalikan adalah pilihan kita, cara kita berpikir, apa yang kita lakukan setelah ini. Namun berbeda halnya tentang bagaimana dengan jodoh itu datang, kapan dan siapa itu tidak bisa dikendalikan sehingga penting untuk memiliki rasa tawakal.
Sebagai perempuan itu memiliki rasa khawatir nya banyak sebab perempuan itu butuh rasa aman ketika ia dimiliki. Jika perempuan sudah dirasa cukup ikhtiar yang ia tempuh dengan semaksimal mungkin kemudian bertawakal dan ternyata pilihannya benar kata Allah, akhirnya ia merasa aman dan dilindungi oleh suaminya, tentu ia merasa senang sekali. Sehingga jika perempuan memiliki rasa tawakal yang tinggi ia akan mudah merasa aman sebab ia punya Allah yang akan menjaganya sekalipun belum ada laki-laki atau suami.
Ilmu
Ilmu itu untuk mengontrol diri sekaligus tarbiyah. Kalau ilmu hanya sebatas pengetahuan, berarti mbah google lah yang paling pintar. Tapi ilmu yg dimaksud dalam agama itu bukan hanya pengetahuan saja tetapi bagaimana ilmu ini menjadi cahaya bagi kemaslahatan diri, keshalehan secara ritual, sosial dalam diri, mengatur langkah, perilaku, dan mengatur orientasi kita, serta membentuk karakter perempuan menjadi orang yang baik.
Karakter perempuan yang baik itu merupakan salah satu hasil produk dari ilmu, sehingga memberikan dampak baik selaras dengan tujuan penciptaannya yakni beribadah kepada Allah Sang Pencipta sekaligus madrasatul ula bagi generasi keturunan yang dihasilkannya serta menjaga kehormatan sebagai perempuan, ciptaan Allah yang sangat berharga.